Saturday 4 April 2015

Perubahan Wilayah Provinsi di Indonesia

     Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau kurang lebih 18.110 pulau.
yang sudah di dalami penduduk sekitar 6.044 pulau, selebihnya tidak didalami. Sesuai dengan pertumbuhan penduduk, kemampuan ekonomi, dan kemampuan pertahanan keamana, jumlah provinsi di Indonesia mengalami perkembangan.

1. Perkembangan jumlah provinsi di Indonesia
    Pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia hanya terdiri dari 8 provinsi yaitu:
    a. Provinsi Sumatragubernur: Mr Teuku Moh Hasan.
    b. Provinsi Jawa Barat,  gubernur : Sutardjo Kartohadikusumo
    c. Provinsi Jawa Tengah,  gubernur : R Panji Soeroso
    d. Provinsi Jawa Timur,  gubernur : R. A. Soerjo
    e. Provinsi Borneo (kalimantan),  gubernur : Ir. Pangeran Moh Noor
    f. Provinsi Sulawesi,  gubernur : Dr. G. S. S. J. Ratulangi
    g. Provinsi Sunda Kecil (Nusa Tenggara),  gubernur : Mr. I. Gusti Ktut Pudja
    h. Provinsi Maluku,  gubernur : Mr J. Latuharhary.

    Selanjutnya secara bertahap jumlah provinsi di Indonesia mrngalami perkembangan, sebagai berikut:
    Tahun 1945 terdapat 8 Provinsi
    Tahun 1950 terdapat 11 Provinsi
    Tahun 1956 terdapat 15 provinsi
    Tahun 1957 terdapat 16 provinsi
    Tahun 1958 terdapat 20 provinsi
    Tahun 1960 terdapat 21 provinsi
    Tahun 1964 terdapat 24 provinsi
    Tahun 1967 terdapat 25 provinsi
    Tahun 1969 terdapat 26 provinsi
    Tahun 1976 terdapat 27 provinsi
    Tahun 1999 terdapat 32 provinsi
    Tahun 2003 terdapat 33 provinsi

    Sejak tahun 1976 Timot-Timur berintegrasi dengan NKRI yang sebelumnya merupakan jajahan Portugal . Namun pada tahun 1999 Timor-Timur melepaskan diri dari Indonesia.

2. Letak Provinsi pada Peta Indonesia.
         Pulau-pulau di Indonesia berjajar dari Sabang sampai Merauke. Luas daratan Insonesia mencapai 1,9 juta km persegi. Wilayah itu dibagi atas beberapa provinsi atau Dati I.
 1. Nanggroe Aceh Darussalam mempunyai luas 51.937 Km2 dengan ibukota Banda Aceh

 2. Sumatra Utara mempunyai luas 73.587 Km2 dengan ibukota Medan
 3. Sumatra Barat mempunyai luas 42.899 Km2 dengan ibukota Padang
 4. Riau mempunyai luas *) Km2 dengan ibukota Pekanbaru
 5. Jambi mempunyai luas 53.437 Km2 dengan ibukota Jambi
 6. Sumatra Selatan mempunyai luas 93.083 Km2 dengan ibukota Palembang
 7. Bengkulu mempuyai luas 19.789 Km2 dengan ibu kota Bengkulu
 8. Lampung mempunyai luas 35.384 Km2 dengan ibukota Bandar Lampung
 9. Bangka Belitung mempunyai luas 16.171 Km2 dengan ibukota Pangkal Pinang
10. DKI Jakarta mempunyai luas 664 Km2 dengan ibukota Jakarta
11. Jawa Barat mempunyai luas 34.597 Km2 dengan ibukota Bandung
12. Jawa Tengah mempunyai luas 32.549 Km2 dengan ibukota Semarang
13. DI Yogyakarta mempunyai luas 3.186 Km2 dengan ibukota Yogyakarta
14. Jawa Timur mempunyai luas 47.922 Km2 dengan ibukota Surabaya
15. Banten mempunyai luas 8.651 Km2 dengan ibukota Serang
16. Bali mempunyai luas 5.633 Km2 dengan ibukota Denpasar
17. Nusa Tenggara Barat mempunyai luas 20.153 Km2 dengan ibukota Mataram
18. Nusa Tenggata Timur mempunyai luas 47.351 Km2 dengan ibukota Kupang
19. Kalimantan Barat mempunyai luas 146.807 Km2 dengan ibukota Pontianak
20. Kalimantan Tengah mempunyai luas153.564 Km2 dengan ibukota Palangkaraya
21. Kalimantan Selatan mempunyai luas 43.546 Km2 dengan ibukota Banjarmasin
22. Kalimantan Timur mempunyai luas 230.277 Km2 dengan ibukota Samarinda
23. Sulawesi Utara mempunyai luas 15.273 Km2 dengan ibukota Manado
24. Sulawesi Tengah mempunyai luas 63.678 Km2 dengan ibukota Palu
25. Sulawesi Selatan mempunyai luas 62.365 Km2 dengan ibukota Makassar
26. Sulawesi Tenggara mempunyai luas 38.140 Km2 dengan ibukota Kendari
27. Gorontalo mempunyai luas 12.215 Km2 dengan ibukota Gorontalo
28. Maluku mempunyai luas 46.975 Km2 dengan ibukota Ambon
29. Maluku Utara mempuntai luas 30.895 Km2 dengan ibukota Ternate
30. Papua ---------------------------------------------------------------------
31. Papua Barat mempunyai luas 365.466 Km2 dengan ibukota Jayapura
32. Papua Tengah ------------------------------------------------------------
33. Kepulauan Riau mempunyai luas *)  dengan ibukota Batam.
 
Sumber : Badan Pusat Statistik. 2004

*) Luas Riau dan Kepulauan Riau adalah 94.560 km persegi

Friday 27 September 2013

JENIS DAN PERSEBARAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA


     Pola persebaran fauna di Indonesia sama dengan pola persebaran tumbuhan, yaitu di bagian Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan fauna Asia, di bagian Timur faunanya mirip dengan fauna di Australia, dan diantara kedua daerah tadi, faunanya merupakan fauna daerah peralihan. Hal tersebut dimungkinkan karena pada zaman es Indonesia pernah menyatu dengan Asia dan Australia. Pada masa itu Indonesia menjadi jembatan persebaran hewan dari Asia dan Australia. Sekarang kita bahas dahulu mengenai jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia.




             Jenis-Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia

     Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman es tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia. Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka. 

     Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian mengenai penyebaran hewan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hewan di Indonesia bagian Barat dengan hewan di Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab itu garis batasnya dinamakan garis Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan tumbuhan dari Asia ke Indonesia.

     Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber.

    
Sedangkan daerah diantara dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah Wallace atau daerah Peralihan. Mengapa disebut daerah Peralihan? Karena di daerah ini terdapat beberapa jenis hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah transisi antara dataran Sunda dan dataran Sahul. Misalnya di daerah Sulawesi juga terdapat hewan yang ada juga di Jawa, contohnya rusa dan monyet, sedangkan di Halmahera juga ada burung Cendrawasih yang ada di Irian Jaya.

Nah, kini Anda telah mengetahui asal mula terbentuknya daratan Indonesia. Termasuk kawasan manakah daerah tempat tinggal Anda?

Setelah Anda mengetahui sejarah terbentuknya daratan Indonesia dan terjadinya keanekaan fauna dan flora di Indonesia, maka kini Anda perlu mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadi keanekaan tersebut. 


Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Dunia

     Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Tahukah Anda, apa saja yang termasuk abiotik dan biotik? Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. 

a. Iklim

     Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari. Berbeda dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang, ragam tumbuhannya tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar matahari, di sana banyak ditemui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah Gurun yang beriklim panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri, seperti misalnya pohon Kaktus dapat tumbuh subur, karena mempunyai persediaan air dalam batangnya. Kehidupan faunanya juga sangat bergantung pada pengaruh iklim yang mampu memberikan kemungkinan bagi kelangsungan hidupnya. Binatang di daerah dingin beda dengan binatang di daerah tropis, dan sulit menyesuaikan diri bila hidup di daerah tropis yang beriklim panas.

b. Tanah

     Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di pegunungan dengan hutan di daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur atau tanah liat.




c.
Air

     Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya. Misalnya di daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau. 


d.

Tinggi rendahnya permukaan bumi

      Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.



e. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan

     Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.

 terimakasih

Tuesday 7 May 2013

jenis-jenis perairan

Jenis-jenis peairan yang ada di muka bumi meliputi sungai, danau, rawa dan laut. Pembahasan kali ini hanya pada perairan sungai, danau, dan rawa saja yang berkaitannya dengan daerah aliran sungai (DAS). 1. Sungai Sungai adalah bagian mua air yang lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya, miring berupa alur tempat air tawar mengalir baik ke laut menuju ke sungai induk atau ke laut.  Tipe sungai berdasarkan sumbernya > sungai hujan adalah sungai yang sumber mata airnya berasal dari air hujan > sungai gletser adalah sungai yang airnya berasal dari salju yang mencair > sungai campuran adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan salju yang mencair  Tipe sungai berdasarkan keadaan airnya > sungai permanen yaitu sungai yang airnya sepanjang tahun relatif tetap besar airnya > sungai periodik yaitu sungai yang pada musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. > sungai episodik yaitu sungai yang airnya kering pada musim kemarau, sedangkan airnya menjadi banyak pada musim penghujan.  Tipe sungai berdasarkan arah aliranya > sungai konsekuen yaitu sungai yang arah aliranya sesuai dengan kemiringan lereng atau daerah yang di laluinya > sungai subsekuen yaitu sungai yang aliranya tegak lurus dengan sungaui konsekuen dan bermuaara pada sungai konsekuen. > sungai obsekuen yaitu sungai yang mengalirnya berlawnan dengan arah kemiringan lapisan batuan daerah tersebut ( berlawanan arah dengan sungai konsekuen ) dan bermuara atau merupakan anak dari sungai subsekuen. > sungai resekuen adalah sungai yang mengalirmengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen > sungai insekuen yaitu sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab-sebab yang nyata. Sungai ini mengalir tidak mengikuti perlapisan batuan atau dip. Sungai ini mengalir dengan arah tidak tertentu sehingga terjadi pola aliran dendritis.  Tipe sungai berdasarkan struktur lapisan batuan (sruktur geologi) yang di laluinya • Sungai anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arahnya walaupun ada struktur geologi yang melintang. Hal ini disebabkan kekuatan erosinya lebih cepat di bandingkan dengan kecepatan pengangkatnya. • Sungai epigenesa adala sungai yang terus-menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga mencapai batuan asli dan batuan induknya. Terjadinya sungai epirogenesa diawali dari penurunan sehingga tejadi sedimentasi. Pengikisan dapat menghasilkan canyon.  Tipe sungai berdasarkan pola aliran sungai Pola aliran radial atau menjari terbagi menjadi dua  Radial sentrifugal adalah pola aliran yang meninggalkan pusat seperti pada kerucut gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium muda dan pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunungan.  Radial sentripetal adalah pola aliran yang menuju ke pusat, misalnya pada suatu kawah atau crater, dome, dan suatu kaldera dari gunung nerapi atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat depresi tersebut. Paralel adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerh yang luas dan miring sekali, sehingga gradien dari sungai itu besar dan sungainya dapat mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang lebih lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatu coastal plain (daratan pantai) yang masih muda yang lereng aslinya miring sekali ke arah laut. Rektangular adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau mendekati siku-siku. Pola ini erdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan, baik berupa patahan yang sesungguhnya atau hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku-siku. Anular adalah pola aliran yang ada mulanya radial sentrifugal, kemudian timbil sungai subsekuen yang sejajar dengan sungai obsekuen dan resekuen. Pola ini terdapat pada dome stadium dewasa Trellis adalah pola aliran yang berbentk menyirip daun atau terdapat pada daerah pegunungan lipatan. Dendritik adalah pola aliran yang tidak teratur, mirip cabang atau akar tanaman, terdapat pada daerah daratan, daerah pantai, dan daerah plato. Meander adalah bentuk aliran yang berkelak-kek=lok . kenampakan ini sering terdapat pada aliran sungai di daerah daratan rendah. Terbentuknya eander karena adanya reaksidari aliran sungai terhadap batu-batuan yang relatif homogendan kurang resisten terhadap erosi. Padalengkungan meander masing-masing mendapat dua sisi. Bagian sisi dalam dari lengkung meander selalu mendapatkan sedimentasisehingga menyebabkan aliran tersebut berpindah ke sisi luar disebut undercut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung dibadingkan arus pada sisi dalam. Proses seperti ini berlangsung terus-menerus sampai pada suatu saat meander mngkin berbentuk setengah lingkaran atau bahkan hampir melingkar penuhbatas daratan yang sempit yang memisahkan tikungan yang satu ke tikungan yang lainnya akhirnya terpotong oleh saluran yang baru dan terbentuklah danau tapal kuda atau danau mati (oxbow lake). Sungai mrmpunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, misalnya sebagai berikut. o Di beberapa kota sungai dijadikan sebagai sumber kebutuhan air bagi masyarakat melalui proses pengolahan terlebih dahulu. o Sungai banyak mengandung bahan-bahan bangunan seperti pasir, batu kali, dan kerikil. o Sungai dapat memberikan mata pancaharian penduduk seperti pengambilan pasir, batu-batu, pencairan biji emas, intan, timah aluvial, dan perikanan. o Air terjun sungai dapat digunakan sebagai sumber tenaga arus listrik. o Sungai dapat di gunakan untuk kepentinga peraiaran, misalnya dengan dibuat irigasi tehnis dan waduk. o Untuk menambah kesuburan tanah karna sungai banyak mengandung mineral yang banyak dibutuhkan suatu tanaman. o Hasil pengendapi sungai dapat menghasilkan daratan aluvialyang subur. o Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan suatu industri yang banyak memerlukan air, misalnya industri bata, genting, dan lain-lain. o Di pulau kalimantan, sungai di manfaatkan untuk lalu lintas air. 2. Danau Danau ialah suatu kumpulan air dalam suatu basin atau lengkungan tertentu. Danau mendapatkan air dari curah hujan, sungai-sungai, mata air, dan air tanah. Sumber air tersebut bersama-sama dapat mengisi dan memberikan suplai air pada danau. Dalam hal demikian biasanya danau itu bersifat permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya bila sumber air pengisi danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari curah hujan, maka danau itu umumnya bersifat temporer atau periodik.atinya danau tersebut dalam waktu-waktu tertentu kering. Pengertian danau kadang-kadang ada kerancuan dengan pengertian rawa. Ciri-ciri danau sebagai berikut. 1) Airnya cukup dalam dan sudah terdapat strata temperatur air akibat kedalaman. 2) Vegetasi berdaun yabg mengapung tidak menutupi sebagian besar permukaan air, seringkali hanya bagian tepi saja. 3) Ada fenomena berupa gelombang. 1) Berdasarkan jenis airnya, danau dapat dibedakan menjai dua. 1) Dnau air asin Pada umumnya danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid. Dimana penguapan yang terjadi sangat kuatdan tidak memiliki aliran pengeluaran atau outlet. Kalau danau semacam ini menjadi kering, maka tinggalah lapisan lapisan garam di dasar danau tersebut. Danau-danau yang bersifat temporer banyak terdapat di daerah aridyang mempunyai kadar garam tinggi. Contoh-contoh danau dengan kadar garam yang tinggi adalah Great Salt Lake, kadar kadar garamnya sebesar 18,6%, dan danau merah (dekat laut asin), kadar garamnya 32%. 2) Danau air tawar Danau air tawar terutama terdapat di daerah humit (basah) di mana curah hujan tinggi. Pada umumnya, danau ini mendapatkan air dari curah hujan dan selalu mengalirkan airnya kembali ke laut. Jadi danau ii merupakan danau terbuka. Contohnya danau air tawar dari air hujan adalah danau-danau di Indonesia. Contoh danau dari air hujan atau salju adalah danau-danau Kanada. 2) Berdasarkan terjadinya, danau dapat di bagi sebagai berikut.  Danau diastropisme atau tektonik Danau tektonik terjadi karena retakan, lipatan, gerak dislokasi (perpindahan lokasi) di permukaan bum yang menimbulkan bentuk-bentuk patahan, slenk, dan lain-lain. Slenk yang diapit oleh horst di sekitarnya dapat membentuk danau bila mendapat air dalam jumlah yang cukup (air hujan, sungai, mata air). Gempa bumi terkadang juga menyebabkan perpindahan atau perubahan bentuk muka bumi yang menghasilkan depresi yang kemudian terisi oleh air. Contoh danau tektonik adalah danau toba, maninjau, singkarak, tempe, towuti, poso, dan tondano. Sedangkan di luar negeri ada danau kaldera, danau tanganyika di afrika timur serta great basin di amerika serikat.  Danau glasial Danau ini terbentuk karena erosi dan pengendapan. Proses erosi terjadi karena adanya abrasi glasial membentuk basin-basin di lereng-lereng atau lembah pegunungan yang akan terisi oleh air bila terjad pencairan es. Bila lembah yang telah terisi air itu berhubungan dengan laut, maka lembah itu akan menjadi danau. Contoh danau di Norwegia dan Finlandia.  Danau vulkanis Danau ini terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanis. Pad bekas suatu letusan gunung api akan timbul suatu cekungan yang disebut depresi vulkanis. Jika dasar cekungan tersebut kemudian tertutup material yang tak tembus air, hujan yang jatuh akan tertampung dan kemudian membentuk danau vulkanis. Bentuk dan luas danau vulkanik yang terjadi tergantung pada macam proses vulkanis yang membentuknya.  Danau dolina Danau dolina ayau dolin merupakan danau yang terdapat di daerah karst dan umumnya berupa danau kecil yang bersifat temporer. Bila di dasar dantebing dolina terdapat bahan lempung yang merupakan bahan yang tak tembus air, maka air hijan yang jatuh tertampung di dolina tak dapat terus masuk ke tanah kapur, sehingga terjadilah danau dolina. Danau dolina juga terjadi karena air di dalm tanah kapur. Batuan gamping sebenarnya tak tembus air, karena mempunyai celah-culah yang teratur maka air hujan yang jatuh tetap masuk meresap ke bawah.  Danau bendungan atau waduk Danau ini kadang-kadang disebut danau aktivitas manusia. Hal ini disebabkan karena manusia sengaja membendung suatu aliran sehingga air menggenang dan terbentuklah danau buatan atau waduk. Tujuan membuat waduk di antaranya adalah untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mencegah banjir, pemenuhan irigasi pertanian, perikanan, PLTA, dan sebagainya. Beberapa contoh waduk di Indonesia, misalnya waduk jatiluhur, waduk saguling, waduk gajah mungkur, dan lain sebagainya.  Danau karena erosi sungai Danau ini terbentuk karena proses erosi pada stadiium tua. Kelokan-kelokan sungai menyebabkan terbentuknya danau mati atau danau tapak kuda (oxbow lake). Suatu danau dapat hilang disebabkan oleh bermacam-macam faktor sebagai berikut. a. Pembentukan delta-delta dan pelumpuran di danau. Hal ini dapat terjadi jika didaerah hulu sungai timbul erosi sungai yang besar akibat gundulnya hutan atau yang lainnya, kemudian terjadi penyempitan serta penangkalan danau, yang akhirnya dapat membuat danau tersebut lenyap. b. Gerakan tektonik berupa pengangkatan dasar danau. c. Pengendapan jasad-jasad tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang mati akan mempercepat proses pendangkalan dasa danau. d. Penguapan yang kuat terutama di daerah arid. e. Sungai-sungai yang meninggalkan danau menimbulkan erosi dasar pada bibir danau, sehingga tempat itu makin rendah dan air danau keluar lebih banyak. Akibatnya danau dapat menjadi kering dan kehabisan air. Danau mrmiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia, sehingga ada danau yang dibuat manusia yaitu waduk. Adapun manfaat danau antara lain sebagai: a) Sumber air mium. b) Sumber irigasi di bidang pertanian. c) Pencegahan dan pengendalian banjir. d) Budidaya perikanan darat. e) Pembangkit listrik tenaga air (PLTA). f) Sarana rekreasi dan sarana olahraga. 3. Rawa Rawa adalah dataran rendah yang tergenang oleh air, baik air hujan, air tanah, maupun air dari permukaan. Rawa biasanya terdapat di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan tanah lumpur dengarelatif air lebih tinggi. Wilayah rawa yang luas terdapat di sumatra, kalimantan, sulawesi, dan irian jaya/papua. Daerah berawa-rawa terjadi mengikuti perluasan daratan karena sedimentasi akuatis. Oleh karena itu, rawa dapat di jumpai pada tempat-tempat yang syarat-syarat sedimrntasi akuatisnya memungkinkan, misalnya daerah pantai irian jaya/papua, pantai utara jawa, pantai timur sumatra, dan pantai kalimantan. Untuk mengubah rawa menjadi daerah pertanian harus melakukan drainase terlebih dahulu. Adapun ciri-ciri rawa sebagai berikut. i. tanaman air menutupi sebagian besar wilayah rawa. ii. Airnya bersifat asam karena selalu terjadi penggenangan. iii. Warna airnya cenderung keruh atau kadang-kadang merah. iv. Airnya kurang baik untuk mengairi lahan pertanian. v. Pada dasar rawa umumnya banyak terdapat lahan gambut Rawa dilihat dari genangan airnya dapat dibedakan menjadi dua bagian. • Rawa yng airnya selalu tergenang Tanah-tanah di daerah rawa yang selalu tergenang airnya tidak mengalami pergantian atau airnya tidak mengalir, sehingga idak dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian karena lahannya tertutup lahan gambut yang tebal. Di daerah rawa yang airnya selalu tergenang sulit terdapat kehidupan binatang karena airnya sangat asam. Derajat keasaman (pH) di daerah ini mencapai 4,5 atau kurang dengan warna air kemerah-merahan. • Rawa yang airnya tidak selalu tergenang Rawa jenis ini sering disebut rawa pasang surut karena rawa ini menampung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai pada saat air laut pasang dan airnya relatif kering pada saat air laut surut. Akibat adanya pergantian air tawar di daerah rawa, maka keasaman tanah tidak selalu tinggi sehingga tidak di manfaatkan sebagai areal sawah pasang surut. Salah satu ciri yang menunjukkan bahwa kawasan rawa memiliki tanah yang tidak terlalu asam ialah banyaknya pohon-pohon rumbia, maka rawa tersebut baik untuk pertanian seperti persawahan. Guna memanfaatkan wilayah rawa-rawa, pemerintah Indonesia telah mencoba mengeringkannya untuk dijadikan lokasi pemukiman dan lahan pertanian bagi para transmigran meskipun hasilnya belu optimal.

unsur-unsur utama siklus hidrologi

 Unsur-unsur utama siklus hidrologi Secara etimologi, hidrosfer berasal dari bahasa yunani dari kata hidrosyang artinya air dansphairayang artinya bola atau lingkaran. Hidrosfer dapat di artikan daerah pereiran yang melingkari bentuk bumi yang bulat. Daerah perairan ini meliputi samudra, laut, danau, sungai, air tanah, dan uap air yang terdapat d atmosfer. Menurut pembagiannya diperkirakan 97,2% tersimpan di lautan dan 2,80% berada di daratan dan atmosfer. dari 2,80% terdiri dari 2,15% es salju, 0,62% air tanah, dan sisanya merupakan air sungai, rawa, danau, dan air di atmosfer. Dengan demikian diperkirakan hampir 70% permukaan bumi tertutup oleh air, sedangkan 30% berupa daratan. Air di bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu sistem peredaran yang disebut siklus hidrologi  Menurut asdak (2004: 7) Daur hidrologi secara alamiah menunjukan gerakan air dipermukaan bumi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian kepermukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau atau waduk,dan dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup yang lainya  Menurut Handoko (1995: 103) siklus hidrologi adalah siklus atau daur air dalam berbagai bentuk, meliputi proses evaporasi dari lautan dan badan-badan berair di daratan (misalnya: sungai, danau, vegetasi dan tanah lembab) ke udara sebagai seservoir uap air, proses kondensasi ke dalam bentuk awan atau bentuk-bentuk pengembunan lain (embun, kabut), kemudian kembali lagi ke daratan dan lautan dalam bentuk presipitasi. Siklus Hidrrologi Pendek Siklus hidrologi pendek dimulai dari memanasan air laut oleh sinar matahari, yang kemudian berlanjut dengan terjadinya penguapan diatas permukaan laut. Uap yang naik pada ketinggian tertentu mangalami koensasi yang kemudian membentuk awan dan menyebabkan hujan jatuh kelaut. Siklus hidrologi sedang Siklus hidrologi sedang dimulai dari memanasan air laut oleh sinar matahari, yang kemudian berlanjut dengan terjadinya penguapan diatas permukaan laut. Uap yang naik pada ketinggian tertentu mangalami koensasi yang kemudian membentuk awan dan menyebabkan hujan jatuh ketanah, selokan, sungai dan kelaut lagi. Siklus Hidrologi panjang Uap air berasal dari tubuh air (lautan, danau, sungai dan rawa) serta tanah dan pohon (evapotranspirasi) pada ketinggian tertentu mengalami kondensasi dan membentuk awan. Selanjutnya awan terdorang oleh angin kedaratan. Di atas daratan, awan menimbulkan hujan dan jatuh ke permukaan tanah, air hujan akan menjadi run-off dan sebagian meresap ke tanah. Air tersebut akhirnya mengalir ke tempat yang rendah dan selanjutnya menguap lagi. Penyinaran utama matahari terhadap tubuh air menimbulkan penguapan, uap air pada ketinggian tertentu membentuk awan yang berupa kristal-kristal es. Awan tersebut terdorong angin pada pegunungan yang tinggi, kristal es jatuh sebagai salju. Di daerah pegunungan tinggi atau daerah kutub, salju yang jatuh berubah menjadi es atau glester. Glester tersebut bergerak pada lereng pegunungan pada bagian rendah tertentu dan kemudian mencair dan mengalir ke sungai dan kembali ke laut. • Air yang berada di daratan dipelajari dengan ilmu hidrologi, sedangkan air di lautan dipelajari dalam oseanografi. Adapun cabang-cabang hidrologi meliputi ilmu-ilmu sebagai berikut. 1. Potamologi yaitu ilmu yang mempelajari air yang ada di permukaan bumi. 2. Limnologi yaitu ilmu yang mempelajari air yang ada di danau. 3. Goehidrolagi yaitu ilmu yang mempelajari air di baah permukaan tanah. 4. Kriologi yaitu ilmu yang mempelajari salju dan es. 5. Hidrometeorologi yaitu ilmu yang mempelajari air yang ada antara bidang hidrologi dan meteorologi. Dalam proses siklus hidrologi, matahari yang memancarkan energi panas memenasi daerah-daerah air di permukaan bui terutama samudra dan laut, sehingga terjadilah proses penguapan atau proses evaporasi. Uap air tersebut kemudian bergerak naik ke udara dan terbawa oleh angin. Uap iar tersebut makin lama terkumpul makin banyak dan pada saat tertentu udara menjadi jenuh air. Secara lebih terperinci proses-proses dalam siklus hidrologi yang telah di jelaskan di atas meliputi hal-hal sebagai berikut • Evaporasi yaitu proses penguapan atau proses perubahan wujut dari cair menjadi gas. Penguapan di bumi 80% berasal dari penguapan air laut. • Transpirasi yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun. • Evapotreanspirasi yaitu proses penguapan gabungan antara evaporasi dan transpirasi. • Kondensasi yaitu proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan dan biasanya terjadi karena pengaruh ketinggian. • Adveksi yaitu transportasi air pada gerakan horizontal seperti transportasi panas dan uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar. • Presipitasi yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, da hujan salju. • Run off (aliran permukaan)yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai. • Infiltrasi yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah.